wadah fiksi, mimpi, dan imajinasi [saya dan mereka]. saat realitas, cukup menjemukan dan serba terbatas

Di Sini Kau Aman, Malaikat

/ /
Di sini kau aman, malaikat. Bebas berjabat tangan dengan dosa. Mengenal angkara. Mempelajari asa. Ssht,,jangan menangis. Sebentar lagi sayapmu habis ku kikis. Manusia memang rumit. Hanya melihat bulu-bulu putih nan halus milikmu saja mereka mengernyit. Pun dulu aku begitu. Ketika kau kali pertama hinggap di jendela. Ketika kau kali pertama tinggalkan surga.

Rehatlah sejenak, malaikat. Luka di punggungmu sebentar lagi mengering. Aku tak akan ke mana-mana. Lukaku masih menganga jua. Di hati, sebuah organ jiwa tak kasat mata. Kau menatapku tak mengerti. Ssht,,jangan bertanya. Pedih ini masih berjelaga. Tapi silahkan analisa. Inilah yang dinamakan air mata. Inilah hasil persetubuhan penat dan kecewa.

Di sini kau aman, malaikat. Kini. Entah nanti. Pasukan taman sejuta gembira belum mau menangkapmu, barangkali. Mungkin Tuhan ingin kau disini menemaniku. Mungkin Tuhan kirimkan dirimu untuk menjawab doaku, permohonan maafku. Atas repetisi ingkar, untuk ikrar-ikrar..Atau mungkin untuk tanyaku yang lain tentang kaki-kaki telanjang bocah-bocah kecil pengais sampah. Tentang ketidakadilan. Tentang kebebasan. Tentang apa saja..

Di sini kau aman, malaikat..

0 comments:

Popular Posts

 
Copyright © 2010 [reservoir], All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger