wadah fiksi, mimpi, dan imajinasi [saya dan mereka]. saat realitas, cukup menjemukan dan serba terbatas

dari.pram

/ /
Adakah kau akan seperti kilat jatuh jauh di sana itu,
Mengerjap sekejap,
Merajai keliling,
Untuk kemudian hilang buat selama-lamanya?


-Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia-

DAN HUJAN TAHU

/ /
dan hujan tahu,
bagaimana yang aku inginkan malam itu hanyalah kembali melihat rupamu. ia menjumpaiku kala tetesnya mendera tanah bumi dengan tempo tak beraturan. rinai pelan. lalu mengundang angin. kemudian deras nan berisik.

dan hujan tahu,
tentang cemas. tentang ragu. tentang kesal karena ia sebabkan lalu lintas merayap terlalu malas. bahkan kadang tak bergerak, seperti tidur terlalu pulas.

dan hujan tahu,
aku seharusnya memutar arah. pulang. karena esoknya belumlah akhir minggu. tak pula tanggal merah. aku tertawa kecil melihat pantulan diri yang kuyup di cermin. sembari enyahkan residu hujan yang melekat di kulit, sebisanya. sembari berpikir apa yang nantinya terlintas di benakmu kala melihatku hadir di sana.

tapi hujan juga tahu,
bagiku, kata "pulang" menjelma rengkuh dan senyummu malam itu. stimuli detak di dadaku semakin kencang bertalu.


***




kebon jeruk. 14062011. efek hujan dan mendengarkan "All I Need" Radiohead berulang-ulang, juga sebuah memori di desember 2010.

MASIH

/ /
Mulut-mulut sebut kini hari telah dini
Padahal masih kelam,
Padahal masih gelap,
Langit di atas tiap atap
[Etalase bintang-bintang yang mengerjap]

Mereka ucap ini tengah malam
Maka aku seharusnya terpejam
Bukannya menoreh sajak,
Bukannya meronce ulang bunga asa yang terserak

Ah,
Justru sebab matahari masih mendengkur
Pun masih pekat ufuk timur
Ku biarkan subur,
Puji untukmu

24.09.06
01:41

Popular Posts

 
Copyright © 2010 [reservoir], All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger