BENALU (1)
Tenun Rindu,
Melafal nama
Katupkan Pelupuk,
Tak jua enyahkan rupa
Ah, rasa laik benalu!
Pilu,
Ngilu..
Adalah lalu?
-pekantingan, 18082006-
BENALU (2)
Benalu di tubuhku,
Kini bersekongkol dengan sang waktu..
Kasat mata,
Merasuk melalui apa saja :
Derai tawa,
Bulir air mata,
Hingga ucap aksara
Telah lewat belasan purnama
Dan benalu kian lancang saja
Tancapkan bayangmu di mana-mana
Wahai kau yang membuat bibirku terlengkung kala penat membebat..
Tolong rajah kata tamat,
(Aku kerap alpa bahwa kisah kita sudah lewat..)
Agar benalu bertatap muka dengan kiamat
-Jatinangor, 25082006. Sebuah seremoni mengenang 2 bulan yang lalu saat mereguk kopi dan senja bersama-
wadah fiksi, mimpi, dan imajinasi [saya dan mereka]. saat realitas, cukup menjemukan dan serba terbatas